Senin, 15 September 2008

Ramadhan dengan Siswa Autis

Tahun 2008, bulan September, bulan Ramadhan...aah bulan yang kutunggu-tunggu.
Bulan yang penuh rahmat, bulan dimana umat Islam menjalankan ibadah puasa, berbondong-bondong pergi ke Masjid untuk Sholat Taraweh.
Tahun kemarin aku mengawali bulan Ramadhan dengan terbaring di tempat tidur karena aku sakit cacar air. Aku ingat saat itu benar-benar sedih, tersiksa, dan selama seminggu aku hampir tidak mandi. hiii kebayang dong gimana rasanya...
Nah, di bulan Ramadhan ini aku mengawali dengan aktivitas yang dapat mengasah kepekaan hati, yaitu bakti sosial ke Panti Asuhan Yatim Putra Muhamadiyah, Panti asuhan Putri Aisiyah Muhamadiyah, dan Lembaga autis serta asrama autis Sari Asih. Aku pergi bersama rekan seprofesi di tempat aku bekerja yaitu di SLB Autis Fredofios, orangtua siswa dan para siswa. Kegiatan itu dilaksanakan tanggal 30 Agustus 2008. Seminggu sebelumnya, aku dan teman-teman menggalang dana, mengumpulkan barang-barang pantas pakai dan juga sembako.
Aku senang banget bisa pergi mengunjungi anak-anak di panti asuhan dan para penyandang autis yang usianya lebih muda daripada para siswaku. Aku terharu bertemu dengan mereka. Aku ingin bisa membantu banyak, tapi saat ini mungkin hanya kehadiranku yang dapat membantu mereka.Di Lembaga dan asrama autis aku hampir nggak bisa membendung air mata, anak-anak disana dititpkan oleh orangtuanya pada Ibu Theresia dan keluarganya untuk dididik, mereka berasal dari luar kota bahkan ada yang dari luar pulau. Paling jauh dari Papua. Anak-anak disana jarang sekali dikunjungi oleh keluarganya, bahkan ada beberapa siswa yang tidak pernah lagi dikunjungi keluarganya. Mereka makan, tidur, belajar bersama dengan Ibu Theresia dan keluarganya. Lembaga itu menempati sebuah rumah yang kecil, hanya terdiri dari beberapa kamar tiap kamar dihuni 3-4 siswa autis dan mental retardasi bahkan ada yang down sindrom. Saat masuk ke ruang bermain mereka, ada aroma pipis yang menyengat, malah ketika itu ada salah satu siswa yang "kecelakaan" pipis di kamar. Saat kami datang membawa susu botol siap minum, mereka ingin segera minum susu itu. Kue yang disediakan Ibu Theresia untuk kami nyaris di makan semua oleh anak-anak itu. aku tahu, di asrama itu hanya sebagian dari penyandang autis, masih banyak anak-anak yang lain di dunia ini yang di "buang" oleh orangtuanya. Aku punya rencana untuk mengajak para remaja/mahasiswa untuk peduli pada anak-anak berkebutuhan khusus. Mereka bisa membantu dengan tenaga mereka, dengan meluangkan waktu untuk menemani mereka bermain, bernyanyi, membacakan cerita dan apapun.
Saat ini hari-hari Ramadhanku di SLB Autis Fredofios, mengajar para penyandang autis remaja yang juga melaksanakan ibadah puasa. Kami belajar sholat, menghafal doa-doa, membaca iqra dan alquran. Di hari Sabtu kami pergi ke Masjid, dalam program outing, mengenalkan tempat-tempat umum pada para siswa. Semua siswa terlihat senang menjalankan ibadah bersama guru-guru mereka. Aku dan teman-teman di SLB Autis Fredofios juga melaksanakan buka puasa dan sholat Magrib bersama di sekolah.