Selasa, 28 Oktober 2008

Pengaruh Musik Saat Melukis Pada Siswa Autis

Banyak aliran musik yang ada di Indonesia. Ada musik pop, dangdut, rock, keroncong dan campur sari. Berbagai aliran musik tersebut berkembang dan dibawakan grup musik atau band yang jumlahnya cukup banyak. Lagu-lagu dari aliran musikpun sering terdengar di televisi dan radio-radio.

Para siswa di Sekolah Lanjutan Autis Fredofios tidak mau ketinggalan mengikuti perkembangan musik di Indonesia. Semua siswa tahu lagu-lagu baru dan band-band baru di Indonesia seperti Peterpan, Ungu, The Masiv, Kangen Band dan sebagainya.

Mereka juga hafal lagu-lagu dari band-band tersebut. Pak Anton, guru musik mereka juga mengajarkan lagu-lagu dari band-band papan atas tersebut. Ivan (14th) misalnya, dia senang banget dengan lagu-lagu pop hingga campur sari.

Pada pelajaran melukis, biasanya semua siswa duduk di bangku dan dibebaskan untuk melukis atau menggambar obyek atau tema apapun yang mereka sukai. Ada yang menggunakan crayon, pastel, pensil warna dan cat akrilik pada kanvas.

Ada siswa yang antusias dan tekun menggambar sehingga menghasilkan karya yang sangat banyak. Karya-karya Osi, Opiq dan Mutia selalu dibingkai dan dipajang didinding sekolah, di rumah dan dikantor orantuanya. Bahkan beberapa kali ikut pameran bersama dengan pelukis-pelukis profesional di Yogyakarta dan di luar kota.

Tetapi ada juga siswa yang menggambar mengikuti "mood". Jika sedang tidak "mood" maka ia tidak mau menggambar, malas-malasan dan hasilnyapun kurang maksimal.

Dian misalnya, ia selalu bingung dengan obyek yang akan dia gambar, karena tidak ada tema yang diberikan guru. Guru memberi kebebasan pada siswa untuk menggambar apapun. Dian juga kurang menghargai gambarnya sehingga ia selalu tidak puas dengan hasil karyanya sendiri dan selalu mengatakan gambarnya jelek. Meskipun semua orang sudah mengatakan bahwa gambarnya bagus.

Lain lagi dengan Ivan yang selalu menggambar tema-tema kesukaannya seperti Tugu Jogja, Monas, dan lambang-lambang partai atau stasiun tv. Karena jam pelajaran melukis selalu siang hari, para siswa cenderung sudah mengantuk dan lelah. Sehingga motivasi belajar menjadi rendah. Ivan juga selalu ogah-ogahan menggambar bahkan menolak untuk menggambar.

Karena semua siswa menyukai musik, maka dicobakan untuk diperdengarkan musik saat pelajaran melukis. Anak-anak juga tidak lagi menggambar/melukis di bangku, mereka bebas duduk di lantai, mereka bisa duduk, tengkurap dan dengan berbagai posisi menggambar.

Musik yang diperdengarkan yaitu musik dengan tempo sedang, riang, dan penuh dengan beat.

Ternyata, semua siswa menikmati pelajaran melukis saat itu. Ivan menjadi lebih semangat, sambil menggambar ia menggerak-gerakkan kepalanya mengikuti irama musik, kadang-kadang kakinyapun ikut bergerak. Ia mulai menggoreskan pensilnya di kertas, goresannya semakin tajam dan gambarnyapun lebih detil. Dalam waktu 1 jam 30 menit Ivan mampu menghasilkan 3 jenis gambar dengan teknik sket. Sedangkan siswa yang lain juga menikmati, lebih ceria dan semangat menggambar. Warna yang digunakan untuk mewarnai juga warna-warna yang cerah dan gambarnya menjadi colourfull.

Musik memang dapat mempengaruhi perasaan seseorang, jiwa seseorang yang sedang sedih mungkin akan lebih sedih jika mendengarkan lagu-lagu dan musik yang slow dan menyedihkan. Musik Rock dapat menjadikan seseorang menjadi lebih agresif, hentakan-hentakan melody mengakibatkan adrenalin semakin terpacu sehingga pada pertunjukan musik rock nggak jarang terjadi keributan dan penikmat musik ini biasanya mengekspresikan dengan melompat-lompat, bahkan saling menabrakkan diri dengan penikmat musik saat pertunjukan berlangsung.

Musik juga dapat mempengaruhi konsentrasi dan perilaku seseorang. Selain itu musik dapat berpengaruh besar pada gerakan, misalnya iringan musik pada tarian-tarian. Musik sebenarnya dapat dipilih sesuai dengan tujuan untuk merefleksikan emosional, dapat menstimulasi memori dan motivasi seseorang.


Bagaimana jika saat melukis diperdengarkan musik-musik klasik? Beberapa saat yang lalu kami sudah memperdengarkan musik tersebut. Mungkin karena jam pelajaran melukis pada siang hari maka para siswa malah mengantuk dan jadi malas. Mungkin juga karena tempo musik klasik yang diperdengarkan terlalu pelan. Begitu juga dengan musik meditasi sudah pernah diperdengarkan. Dan hasilnyapun sama, gerakan tangan mereka saat mewarnai dan menggambar menjadi lemah dan pelan.


Dan bagaimana dengan jenis-jenis musik yang lain? hmm, ya...perlu diperdengarkan juga pada anak-anak saat melukis. Belum banyak penelitian mengenai hal ini. Terutama penelitian pada penyandang autis. Di Sekolah Lanjutan Autis fredofios sudah saya terapkan Terapi Musik, tapi tidak hanya terfokus pada terapi musik saja, saya juga menggabungkan dengan terapi tari/gerakan tari untuk memperbaiki perilaku dan mengembangkan kemampuan para siswa.